Universitas
Gunadarma
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Tugas
Mata Kuliah
Softskill:
Migrasi
Kelompok I
|
||
Anggota
|
:
|
Achmad
Fauzi
|
|
|
Fiqih
Fadliki Muslim
|
|
|
Fira
Qoriah
|
|
|
Hariyadi
|
|
|
Indra
Wisona Hartanto
|
|
|
Iyan
Sofi Ansori
|
|
|
Leni
Kumalasari
|
|
|
Ilham
Masri
|
|
|
M.
Taqwa Ramdhani
|
|
|
Adjie
Dwi Sandy
|
Kelas
|
:
|
4
KA 44
|
Dosen
|
:
|
Derry
Mayendra
|
Apa
itu migrasi ?
Migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan
sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah
(negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya
perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud
bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilah yang diharapkan (expected
income). Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro
mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para
migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja yang
tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih salah
satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar kecilnya
keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya selisih
antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut
merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan pekerjaan
dikota.
Alasan
terjadinya dipengaruhi beberapa faktor.
Berikut beberapa faktor-faktor pendorong terjadinya migrasi di daerah
asal :
Makin berkurangnya sumber-sumber alam,
menurunnya permintaan atas barangbarang tertentu yang bahan bakunya makin sulit
diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.
1. Menyempitnya
lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin.
2. Adanya
tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah asal.
3. Tidak
cocok lagi dengan adat, budaya dan kepercayaan di tempat asal.
4. Alasan
pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir
pribadi.
5. Bencana
alam, baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya
wabah penyakit.
Kebanyakan migrasi dilakukan guna
mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik lagi dibanding daerah asal. Selain
faktor pendorong yang menyebabkan maraknya migrasi daerah tujuan juga mengambil
bagian yang penting sebagai salah satu faktor terjadinya migrasi. Berikut
beberapa faktor-faktor penarik yang mendorong terjadinya migrasi :
1.
Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki
lapangan pekerjaan yang cocok.
1. Kesempatan
mendapatkan pendapatan yang lebih baik
2. Kesempatan
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
3. Keadaan
lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya : iklim, perumahan,
sekolah, dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.
4. Tarikan
dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung
5. Adanya
aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan
sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota kecil.
Berdasarkan penjelasan
di atas diketahui bahwa faktor pendorong dan penarik merupakan faktor utama
yang menyebabkan migrasi. Rata-rata migrasi disebabkan oleh keadaan ekonomi di
daerah asal yang sangat tidak mendukung. Oleh sebab itu, migrasi dijadikan
harapan baru dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.
Selain ada faktor
pendorong dan penarik, ada juga faktor penghambat yang menjadi kendala dalam
kegiatan ini. Faktor-faktor penghambat ini bisa berupa penolakan atas
kedatangan orang lain di daerah mereka sampai pada tahap melakukan isolasi
terhadap daerahnya. Serta pikiran yang takut akan pengambil alihan hasil sumber
daya yang ada kepihak lain. Di masyarakat yang tradisional sumber daya
merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang harus di jaga dan di rawat
dengan baik. Karena masih percaya akan kutukan dari nenek moyang. Di tandai
dengan masih adanya istilah tanah adat dalam suatu daerah yang mesti dijaga.
Bagi daerah yang seperti ini sangat sulit sekali adanya orang asing masuk
kedaerah tersebut.
Tetapi untuk saat ini, semua daerah
bebas di masuki oleh orang lain asalkan mereka tetap mengikuti tata aturan yang
berlaku dikalangan masyarakat. Keterbukaan ini telah membuat terjaadinya alih
teknologi yang dibawa pendatang kedaerah tersebut.
Manfaat
dan Kerugian dari Migrasi
Manfaat
migrasi diantaranya:
1.pemerataan
penyebaran penduduk dan keseimbangan penduduk,
2.pemerataan
lahan pertanian dan perkebunan
3.pemerataan
pembangunan di setiap daerah
4.mempertebal
rasa persatuan dan kesatuan.
5.pertukaran
pengetahuan antara penduduk asal dan pendatang.
Selain
memberikan manfaat, migrasi dapat pula memberi kerugian terutama migrasi dari
desa ke kota (urbanisasi). Kerugian itu antara lain:
1. Perkembangan
desa akan terhambat karena kehilangan tenaga-tenaga produktif.
2. Tingkat
pengangguran di kota semakin tinggi karena mereka datang tidak dengan
keterampilan yang cukup.
3. Memunculkan
daerah-daerah kumuh di perkotaan.
4. Menimbulkan
potensi kriminalitas karena desakan ekonomi
Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi
penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau internasional
masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun
daerah tujuan.
a. Dampak
Positif Migrasi Internasional antara lain :
-
Dampak Positif Imigrasi
5. Dapat
membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
6. Adanya
penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan
7. Adanya
pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
8. Dapat
menambah rasa solidaritas antarbangsa
-
Dampak Positif Emigrasi
1.
Dapat menambah devisa bagi negara
terutama dari penukaran mata uang asing
2.
Dapat mengurangi ketergantungan tenaga
ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali
ke negara asalnya
3.
Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke
bangsa lain
b. Dampak
Positif Migrasi Nasional antara lain :
-
Dampak Positif Transmigrasi
1. Dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
2. Dapat
memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
3. Dapat
mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
4. Dapat
meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit,
karet, coklat dan lain-lain
5. Dapat
mempercepat pemerataan persebaran penduduk
-
Dampak Positif Urbanisasi
1. Dapat
memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
2. Mengurangi
jumlah pengangguran di desa
3. Meningkatkan
taraf hidup penduduk desa
4. Kesempatan
membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
5. Perekonomian
di kota semakin berkembang
c. Dampak
Negatif Migrasi Internasional antara lain :
-
Dampak Negatif Imigrasi .
1. Masuknya
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
2. Imigran
yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti
pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
-
Dampak Negatif Emigrasi
1. Kekurangan
tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
2. Emigran
tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
d. Dampak
Negatif Migrasi Nasional antara lain :
-
Dampak Negatif Transmigrasi
1. Adanya
kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran
2. Terbengkalainya
tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan
kembali ke daerah asalnya
-
Dampak Negatif Urbanisasi
1. Berkurangnya
tenaga terampil dan terdidik di desa
2. Produktivitas
pertanian di desa menurun
3. Meningkatnya
tindak kriminalitas di kota
4. Meningkatnya
pengangguran di kota
5. Timbulnya
pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
6. Lalu
lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Stategi atau usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam migrasi penduduk :
Migrasi Penduduk Nasional
Usaha yang
dilakukan dalam mengatsi migrasi penduduk lebih menekankan pada dampak migrasi
yang bersifat negatif. Beberapa usaha pemerintah untuk menanggulangi
permasalahan migrasi, adalah sebagai berikut :
|
Migrasi Penduduk Internasional.
Strategi
kebijakan migrasi merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi dampak negatif yang terjadi. Upaya-upaya tersebut adalah:
1. Menjalin komunikasi yang lebih
intensif antara penduduk kedua negara untuk menghindari terjadinya benturan
budaya.
2. Memberikan peralatan yang lebih baik
kepada calon emigran agar mereka menjadi emigran yang baik di Negara tujuan
sehingga bisa mencegah terganggunya hubungan baik di antara kedua Negara.
3. Meningkatnya pemeriksaan kesehatan
dan melakukan karantina bagi para calon emigran guna mencegah mewabahnya
penyakit tertentu di Negara tujuan para emigran.
4. Pemeriksaan yang lebih intensif
terhadap para calon emigran, baik sebelum berangkat dari Negara asal maupun
saat datang di negaratujuan untuk mencegah terjadinya peredaran barang-barang
haram.
Contoh kasus migrasi
Kota-kota besar di Indonesia - seperti
Jakarta - akan menghadapi persoalan bertambahnya penduduk akibat migrasi dari
desa ke kota. Migrasi tersebut sebagai akibat ajakan dari mereka yang selama
ini sudah bekerja di kota kepada mereka yang berada di desa. Ajakan tersebut
berhasil karena dua faktor yaitu faktor penarik dan faktor pendorong.
Faktor penarik berupa daya tarik ekonomi dari kota seperti: memberikan pendapatan lebih besar daripada di desa. Sedangkan faktor pendorong berasal dari desa antara lain makin sedikitnya lapangan pekerjaan di desa akibat konversi lahan dari sawah ke perumahan dan industri yang terjadi secara besar-besaran. Bertambahnya penduduk kota setelah lebaran akibat ”migrasi ajakan” ini tentu akan makin menambah besar dan padatnya penduduk kota. Padahal selama ini pun di samping migrasi yang bersifat tetap, kota-kota besar sudah menghadapi masalah berupa migrasi sirkuler atau penglaju. Sebagai contoh Jakarta, penduduk malamnya (atau penduduk tetapnya) berjumlah 9,5 juta jiwa. Tetapi penduduk siang (ditambah dengan para penglaju) bisa mencapai 12 juta jiwa. Para penglaju ke Jakarta tersebut berasal dari wilayah sekitarnya yaitu : Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Faktor penarik berupa daya tarik ekonomi dari kota seperti: memberikan pendapatan lebih besar daripada di desa. Sedangkan faktor pendorong berasal dari desa antara lain makin sedikitnya lapangan pekerjaan di desa akibat konversi lahan dari sawah ke perumahan dan industri yang terjadi secara besar-besaran. Bertambahnya penduduk kota setelah lebaran akibat ”migrasi ajakan” ini tentu akan makin menambah besar dan padatnya penduduk kota. Padahal selama ini pun di samping migrasi yang bersifat tetap, kota-kota besar sudah menghadapi masalah berupa migrasi sirkuler atau penglaju. Sebagai contoh Jakarta, penduduk malamnya (atau penduduk tetapnya) berjumlah 9,5 juta jiwa. Tetapi penduduk siang (ditambah dengan para penglaju) bisa mencapai 12 juta jiwa. Para penglaju ke Jakarta tersebut berasal dari wilayah sekitarnya yaitu : Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Bagaimana cara untuk
mengatasi terus mengalirnya penduduk dari desa ke kota pasca lebaran maupun
yang bersifat penglaju ?
Menerapkan
kebijakan kota tertutup seperti pernah diterapkan oleh Ali SAdikin – Gubernur
DKI dahulu- jelas tidak efektif. Oleh karenanya satu-satunya jalan adalah
menyebarkan kegiatan ekonomi supaya jangan terkonsentrasi di kota-kota besar
saja. Khusus untuk Jakarta memang pernah ada usul untuk memindahkan saja
ibukota RI dari Jakarta ke kota lain. Tetapi mungkin hal itu akan terlalu
mahal. Yang lebih murah adalah memindahkan fungsi sebagai pusat kegiatan
ekonomi nasional. Banyak negara memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat bisnis / ekonominya. AS memiliki pusat
pemerintahan di Washington DC tetapi pusat bisnisnya di New York. Australia
memiliki pusat pemerintahan di Canberra tetapi pusat bisnisnya di Sidney.
Sedangkan kebijakan bagi kota-kota lain di Indonesia adalah membatasi perkembangan kota lewat penerapan rencana tata ruang yang tegas, menghapus kebijakan-kebijakan yang bias terhadap kota, membangun infrastruktur di pedesaan, dan mengkaitkan kegiatan ekonomi kota dengan desa misal: kegiatan agribisnis di kota yang mengolah hasil dari desa atau pengembangan paket wisata yang lokasinya menghubungan kota dan desa.
Sedangkan kebijakan bagi kota-kota lain di Indonesia adalah membatasi perkembangan kota lewat penerapan rencana tata ruang yang tegas, menghapus kebijakan-kebijakan yang bias terhadap kota, membangun infrastruktur di pedesaan, dan mengkaitkan kegiatan ekonomi kota dengan desa misal: kegiatan agribisnis di kota yang mengolah hasil dari desa atau pengembangan paket wisata yang lokasinya menghubungan kota dan desa.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Wikipedia,
“Migrasi Manusia” . 21 Oktober 2015 https://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi_manusia
2.
Rullyanda,
Dody. “Faktor Pendorong Migrasi, Macam-macam Migrasi dan Manfaat Migrasi” . 21
Oktober 2015 http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2015/05/faktor-pendorong-migrasi-macam-macam.html
3.
Lucy
Stefani, Delfi . “Makalah Analisis Kependudukan Migrasi “ . 21 Oktober 2015 https://delfistefani.wordpress.com/2012/12/10/makalah-analisis-kependudukan-migrasi/
4. e-dukasi.net, Tim , “Dinamika
Penduduk dan Unsur-Unsurnya” . 21 Oktober 2015 http://genius.smpn1mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/ekonomi%20dan%20Sosial/Dinamika%20Penduduk%20dan%20Unsur-Unsurnya/materi5.html
5.
Nugroho
SBM, Staf Pengajar FE dan Peneliti pada Pusat Studi Dampak Kebijakan Undip
Semarang serta alumnus S2 Planologi ITB. 21 Oktober 2015 http://nugroho-sbm.blogspot.co.id/2010/10/migrasi-setelah-lebaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar