Senin, 18 Juni 2012

Tipe - Tipe, Teori, dan Tokoh Kepemimpinan


Tipe - Tipe Kepemimpinan

  • Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan   ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
  • Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
  • Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
  • Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
  • Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
  • Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.

    Teori Kepemimpinan

    Teori dengan Pengaruh Kepemimpinan

    Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lai, orang atauorang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu (1) kedudukan, (2) kepribadian, dan (3) politik.


    Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan

    Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke dalam beberapa jenis:
a) Kekuasaan Formal atau legal (French & Raven, 1959)
termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi.

b) Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French & raven, 1959) Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat member ganjaran kepada bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini.

c) Kendali atas Hukum (French & Raven, 1959) ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja, ini merupakan kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman yang memungut pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada preman karena takut akan mendapat perlakuan kasar.

d) Kendali atas Informasi (French & Raven, 1959) informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang memerlukannya, sehingga siapa pun yang menguasai informasi dapat menjadipemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu arah jalan maka otomatis dia akan menjadi pimpinan rombingan.

e) Kendali Ekologi (lingkungan) sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi (situational sengineering). Contoh adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1975). Seorang atasan, manager, atau kepala bagian personality mempunyai kekuasaan atas bawahannya, karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.


Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian

Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai berikut;
a) Keahlian atau Ketrampilan (French & Raven, 1959)
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat atau kapal, orang yang paling ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.

b) Persahabatan atau Kesetiaan (French & Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.

c) Karisma (House, 1977) Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.


Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
a) Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974) dalam organisasi, ketua menetukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan sebagainya.

b) Koalisi (Stevenson, Perace & Porter, 1985) kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat kerja sama denga kelompok lain.

c) Partisipasi (Pfeffer, 1981) pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota berpartisipasi, dan sebagainya.

d) Institusionalisasi Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri, menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim menetukan berdirinya suatu yayasan atau perusahaan baru. Dan sebagainya.

Teori Bakat

Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin lain.

Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik tidak dapat disamakan dengan tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau kepemimpinannya bersumber atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan dongeng-dongeng. Misal keturunan raja, bangsawan, orang sakti, keturunan yang dianggap titisan dewa dan sebagainya.

Karisma yang ditunjang oleh oleh mitos dan legenda ini bukanlah dating dari bakat atau sifat pribadi yang bersangkutan, sehingga tidak dapat digolongkan dalam teori bakat yang sedang kita bicarakan ini.

Teori bakat menurut Hourse (1977) bahwa karisma yang berupa bakat atau sifat adalah hal yang dapat dijelaskan secara objektif ilmiyah, sehingga dapat diteliti, diukur, dan diuktikan keberadaanya.

Teori bakat menurut Baas (1985) ada factor-faktor tambahan lain yang menyebabkan lahirnya kepemimpinan karismatik selain faktor bawaan sejak lahir yang dikemukakan oleh Hourse, yaitu factor anteseden (hal yang mendahului terjadinya seorang pemimpin), faktor atribusi (keyakinan sendiri) dan faktor konsekuensi dari kepemimpinan.

Teori bakat menurut Conger dan Kanungo (1987) bahwa kepemimpinan karismatik terutama bersifat atributif, yaitu karena adanya ciri-ciri tertentu dari pemimpin yang dipersepsikan oleh para pengikut bersarkan pengamatan pengikut terhadap prilaku pemimpin.

Teori Tranformasional menurut Robert (1984) bahwa pemimpin karismatik dapat juga terjadi dalam kelompok-kelompok yang sangat terorganisasi. Berbeda dari pendapat sebelumnya yang seakan-akan menyatakan bahwa kepemimpinan karismatik tidak dapat berjan pada kelompok-kelompok yang sangat terorgaisasi.

Karisma: Negatif atau Positif?
Ykul (1989) mengemukakan bahwa sejarah telah mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang telah member dampak positif yang sangat luar biasa kepada kelompoknya, bahkan terhadap umat manusia secara keseluruhan, seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King. Di pihak lain sejarah juga mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang memberikan dampak negative dan kehancuran, seperti Adolf Hitler. Pertanyaan yang timbul adalah “Apakah pemimpin karismatik berdampak positif atau negatif bagi pengikutnya?”. Pertanyaan ini semakin perlu dijawab karena banyak pemimpin karismatik yang sulit digolongkan dalam salah satu jenis tersebut. Bahkan ada yang berpengaruh negatif di satu pihak namun positif di pihak yang lain.

Musser (1987) mengusukan kriteria yang berbeda antara pemimpin karismatik yang positif dan negatif. Ciri pemimpin karismatik yang negatif adalah yang lebih mementingkan tujuan dirinya sendiri daripada idiologi-idiologinya.

Teori Perilaku

Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan jelas. Teori perilaku menurut beberapa ahli, antara lain;

Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran pemimpin (manager) sebagai berikut; Peran dalam hubungan antarpribadi adalah sebagai pemimpin, penghubung dan panutan (figurehead). Peran yang berkaitan dengan pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau, penyebaran informasi dan juru bicara. Peran yang berkaitan dengan pembuatan keputusan adalah sebagai wiraswasta, penyelesaian gangguan, pengalokasian sumber, dan negosiator.

Bagaimana seorang pemimpin memenuhi kesepuluh peran itu, hal itu akan ditentukan bagaimana kepemimpinannya. Mereka akan memiliki kecocokan dengan salah satu peran, dan biasanya mereka akan unggul dalam hal itu.

Page (Page, 1985 & Tornow, 1987) juga memusatka teori kepemimpinannya pada peran yang dibawakan pemimipin dalam posisi managerial. Menurutnya ada Sembilan kewajiban dan tanggung jawab manager dalam organisasi. Yaitu penyelia (supervising), perencan dan pengorganisasi, pembuat keputusan, pemantau indicator, pengendalian, perwakilan, pengkooordinasi, konsultasi, dan administrasi.

Sebagai manager sudah barang tentu seseorang yang dapat menduduki sembilan peran tersebut. Namun, setiap orang memiliki kemampuan tersendiri, sehingga ada yang kuat di peran tertentu dan lemah di peran yang lain.

Tokoh Kepemimpinan

Barack Obama adalah Presiden ke-44 Amerika Serikat, setelah memenangkan kampanye pemilu melawan John McCain. Ia juga Afrika Amerika pertama yang telah menjadi Presiden di Amerika Serikat.

Sejarah Singkat
Barack Obama lahir di Hawaii pada tahun 1961. Dia memiliki keturunan multiras, dengan ibunya dari Jerman dan Irlandia, dan ayahnya dari Kenya. Pada usia 3 tahun, orang tua Obama bercerai, dan ibunya menikah lagi dengan seorang mahasiswa Indonesia. Tiga tahun kemudian, keluarganya harus pindah ke Jakarta karena pemerintah Indonesia menarik semua warga Indonesia di luar negeri. Ia kembali ke Honolulu pada tahun 1971 untuk tinggal bersama kakek-nenek pihak ibu. Dari sana ia menyelesaikan pendidikannya di Columbia University dan bekerja selama satu tahun.
Ia aktif membantu komunitas Illinois dengan partisipasi aktifnya dalam pekerjaan sukarela dan berkecimpung ke dalam dunia politik pada tahun 1996, di mana ia terpilih ke Senat Illinois. Pada tahun 2004. Di senat ia memenangkan secara menyolok dengan 70% suara dan pada tahun 2005, ia dilantik sebagai senator pada 4 Januari 2005, menjadi anggota Senat hanya dari Kongres Kaukus Hitam.
Pada tanggal 10 Februari 2007, Obama mengumumkan pencalonannya untuk Presiden Amerika Serikat. Dia menang atas Hillary Clinton dalam Partai Demokrat, yang kemudian disahkan pada dirinya dan mendukung kampanye melawan John McCain dari Partai Republik.
Pada tanggal 4 November 2008, ia menjadi orang Afrika Amerika pertama yang terpilih sebagai presiden dan menyampaikan pidato kemenangan di hadapan ratusan ribu orang.

Kutipan terbaik dari presiden Barack Obama tentang kepemimpinan.

Amerika … masih percaya pada Amerika di mana semuanya mungkin – mereka hanya tidak berpikir para pemimpin mereka lakukan.

Tapi apa yang bisa kita lakukan, seperti cacat kita, masih melihat Allah pada orang lain, dan melakukan yang terbaik untuk membantu mereka menemukan kasih karunia mereka sendiri. 

Itulah yang saya berusaha lakukan, itulah yang saya doakan untuk dilakukan setiap hari.
Perubahan tidak akan datang jika kita menunggu untuk beberapa orang lain atau lain waktu. 

Kami adalah yang kami tunggu-tunggu. Kami adalah perubahan yang kita cari.
Perguruan tinggi memainkan peran penting dalam membantu transisi orang antara karir dengan menyediakan retooling yang mereka butuhkan untuk mengambil karir baru.

Berlawanan dengan klaim dari beberapa kritikus saya dan beberapa halaman editorial, Saya seorang beriman bersemangat di pasar bebas.

Fokus hidup Anda yang hanya pada membuat uang menunjukkan kemiskinan ambisi tertentu. Ini meminta terlalu sedikit dari diri sendiri. Karena itu hanya ketika halangan gerobak Anda untuk sesuatu yang lebih besar dari diri Anda bahwa Anda menyadari potensi sejati Anda.

Saya tidak menentang semua perang. Apa yang saya tentang adalah perang bodoh. Apa yang saya tentang adalah perang ruam.

Saya pikir ketika Anda menyebarkan kekayaan sekitar itu baik untuk semua orang.
Aku punya dua putri. 9 tahun dan 6 tahun. Saya akan mengajar mereka pertama-tama tentang nilai-nilai dan moral. 

Tetapi jika mereka melakukan kesalahan, saya tidak ingin mereka dihukum oleh seorang bayi.

Jika Anda berjalan di jalan yang benar dan Anda bersedia untuk terus berjalan, akhirnya Anda akan membuat kemajuan.