- Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
- Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
- Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
- Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
- Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
- Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Teori Kepemimpinan
Teori dengan Pengaruh Kepemimpinan
Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lai, orang atauorang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu (1) kedudukan, (2) kepribadian, dan (3) politik.
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke dalam beberapa jenis:
a) Kekuasaan Formal atau legal (French & Raven,
1959)
termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara,
kepala dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang mendapat
kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan
yang resmi.
b) Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French &
raven, 1959) Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang
mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat member ganjaran
kepada bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan
seperti ini.
c) Kendali atas Hukum (French & Raven, 1959) ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga
kendali atas ganjaran biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada
kepemimpinan yang yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja, ini merupakan
kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman yang memungut
pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada preman karena takut akan
mendapat perlakuan kasar.
d) Kendali atas Informasi (French & Raven, 1959) informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang
memerlukannya, sehingga siapa pun yang menguasai informasi dapat
menjadipemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu arah jalan maka otomatis
dia akan menjadi pimpinan rombingan.
e) Kendali Ekologi (lingkungan) sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa
situasi (situational sengineering). Contoh adalah kendali atas penempatan
jabatan (Oldham, 1975). Seorang atasan, manager, atau kepala bagian personality
mempunyai kekuasaan atas bawahannya, karena ia boleh menentukan posisi
anggotanya.
Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian
Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian
Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang
bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai
berikut;
a) Keahlian atau Ketrampilan (French & Raven,
1959)
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah
orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat
atau kapal, orang yang paling ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi
pemimpin.
b) Persahabatan atau Kesetiaan (French & Raven,
1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada
kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai
pemimpin.
c) Karisma (House, 1977) Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya
kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan
dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakan tersendiri dalam teori
bakat.
Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas
beberapa jenis (Pfeffer, 1981)Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
a) Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan (Pfeffer
& Salanick, 1974) dalam organisasi, ketua menetukan apakah suatu
keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan sebagainya.
b) Koalisi (Stevenson, Perace & Porter, 1985) kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik
ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat kerja sama denga
kelompok lain.
c) Partisipasi (Pfeffer, 1981) pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota berpartisipasi, dan sebagainya.
d) Institusionalisasi Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri,
menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim menetukan berdirinya
suatu yayasan atau perusahaan baru. Dan sebagainya.
Teori Bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait),
teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa
kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam
diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau
bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung Karno,
Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin Luther King.
Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin lain.
Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik tidak
dapat disamakan dengan tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau
kepemimpinannya bersumber atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan
dongeng-dongeng. Misal keturunan raja, bangsawan, orang sakti, keturunan yang
dianggap titisan dewa dan sebagainya.
Karisma yang ditunjang oleh oleh mitos dan legenda
ini bukanlah dating dari bakat atau sifat pribadi yang bersangkutan, sehingga
tidak dapat digolongkan dalam teori bakat yang sedang kita bicarakan ini.
Teori bakat menurut Hourse (1977) bahwa karisma yang
berupa bakat atau sifat adalah hal yang dapat dijelaskan secara objektif
ilmiyah, sehingga dapat diteliti, diukur, dan diuktikan keberadaanya.
Teori bakat menurut Baas (1985) ada factor-faktor
tambahan lain yang menyebabkan lahirnya kepemimpinan karismatik selain faktor
bawaan sejak lahir yang dikemukakan oleh Hourse, yaitu factor anteseden (hal
yang mendahului terjadinya seorang pemimpin), faktor atribusi (keyakinan
sendiri) dan faktor konsekuensi dari kepemimpinan.
Teori bakat menurut Conger dan Kanungo (1987) bahwa
kepemimpinan karismatik terutama bersifat atributif, yaitu karena adanya
ciri-ciri tertentu dari pemimpin yang dipersepsikan oleh para pengikut
bersarkan pengamatan pengikut terhadap prilaku pemimpin.
Teori Tranformasional menurut Robert (1984) bahwa
pemimpin karismatik dapat juga terjadi dalam kelompok-kelompok yang sangat
terorganisasi. Berbeda dari pendapat sebelumnya yang seakan-akan menyatakan
bahwa kepemimpinan karismatik tidak dapat berjan pada kelompok-kelompok yang
sangat terorgaisasi.
Karisma: Negatif atau Positif?
Ykul (1989) mengemukakan bahwa sejarah telah
mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang telah member dampak positif yang sangat
luar biasa kepada kelompoknya, bahkan terhadap umat manusia secara keseluruhan,
seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King. Di pihak lain sejarah juga
mencatat pemimpin-pemimpin karismatik yang memberikan dampak negative dan
kehancuran, seperti Adolf Hitler. Pertanyaan yang timbul adalah “Apakah
pemimpin karismatik berdampak positif atau negatif bagi pengikutnya?”.
Pertanyaan ini semakin perlu dijawab karena banyak pemimpin karismatik yang
sulit digolongkan dalam salah satu jenis tersebut. Bahkan ada yang berpengaruh
negatif di satu pihak namun positif di pihak yang lain.
Musser (1987) mengusukan kriteria yang berbeda
antara pemimpin karismatik yang positif dan negatif. Ciri pemimpin karismatik
yang negatif adalah yang lebih mementingkan tujuan dirinya sendiri daripada
idiologi-idiologinya.
Teori Perilaku
Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku
pemimpin dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena
itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan
organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan jelas.
Teori perilaku menurut beberapa ahli, antara lain;
Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran pemimpin
(manager) sebagai berikut; Peran dalam hubungan antarpribadi adalah sebagai
pemimpin, penghubung dan panutan (figurehead). Peran yang berkaitan dengan
pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau, penyebaran informasi dan juru
bicara. Peran yang berkaitan dengan pembuatan keputusan adalah sebagai
wiraswasta, penyelesaian gangguan, pengalokasian sumber, dan negosiator.
Bagaimana seorang pemimpin memenuhi kesepuluh peran
itu, hal itu akan ditentukan bagaimana kepemimpinannya. Mereka akan memiliki
kecocokan dengan salah satu peran, dan biasanya mereka akan unggul dalam hal
itu.
Page (Page, 1985 & Tornow, 1987) juga memusatka
teori kepemimpinannya pada peran yang dibawakan pemimipin dalam posisi
managerial. Menurutnya ada Sembilan kewajiban dan tanggung jawab manager dalam
organisasi. Yaitu penyelia (supervising), perencan dan pengorganisasi, pembuat
keputusan, pemantau indicator, pengendalian, perwakilan, pengkooordinasi,
konsultasi, dan administrasi.
Sebagai manager sudah barang tentu seseorang yang
dapat menduduki sembilan peran tersebut. Namun, setiap orang memiliki kemampuan
tersendiri, sehingga ada yang kuat di peran tertentu dan lemah di peran yang
lain.
Tokoh Kepemimpinan
Barack Obama adalah Presiden ke-44 Amerika Serikat,
setelah memenangkan kampanye pemilu melawan John McCain. Ia juga Afrika Amerika
pertama yang telah menjadi Presiden di Amerika Serikat.
Sejarah Singkat
Barack Obama lahir di Hawaii pada tahun 1961. Dia
memiliki keturunan multiras, dengan ibunya dari Jerman dan Irlandia, dan
ayahnya dari Kenya. Pada usia 3 tahun, orang tua Obama bercerai, dan ibunya
menikah lagi dengan seorang mahasiswa Indonesia. Tiga tahun kemudian,
keluarganya harus pindah ke Jakarta karena pemerintah Indonesia menarik semua
warga Indonesia di luar negeri. Ia kembali ke Honolulu pada tahun 1971 untuk
tinggal bersama kakek-nenek pihak ibu. Dari sana ia menyelesaikan pendidikannya
di Columbia University dan bekerja selama satu tahun.
Ia aktif membantu komunitas Illinois dengan
partisipasi aktifnya dalam pekerjaan sukarela dan berkecimpung ke dalam dunia
politik pada tahun 1996, di mana ia terpilih ke Senat Illinois. Pada tahun
2004. Di senat ia memenangkan secara menyolok dengan 70% suara dan pada tahun
2005, ia dilantik sebagai senator pada 4 Januari 2005, menjadi anggota Senat
hanya dari Kongres Kaukus Hitam.
Pada tanggal 10 Februari 2007, Obama mengumumkan
pencalonannya untuk Presiden Amerika Serikat. Dia menang atas Hillary Clinton
dalam Partai Demokrat, yang kemudian disahkan pada dirinya dan mendukung
kampanye melawan John McCain dari Partai Republik.
Pada tanggal 4 November 2008, ia menjadi orang
Afrika Amerika pertama yang terpilih sebagai presiden dan menyampaikan pidato
kemenangan di hadapan ratusan ribu orang.
Kutipan terbaik dari presiden Barack Obama tentang kepemimpinan.
Amerika … masih percaya pada Amerika di mana
semuanya mungkin – mereka hanya tidak berpikir para pemimpin mereka lakukan.
Tapi apa yang bisa kita lakukan, seperti cacat kita,
masih melihat Allah pada orang lain, dan melakukan yang terbaik untuk membantu
mereka menemukan kasih karunia mereka sendiri.
Itulah yang saya berusaha
lakukan, itulah yang saya doakan untuk dilakukan setiap hari.
Perubahan tidak akan datang jika kita menunggu untuk
beberapa orang lain atau lain waktu.
Kami adalah yang kami tunggu-tunggu. Kami
adalah perubahan yang kita cari.
Perguruan tinggi memainkan peran penting dalam
membantu transisi orang antara karir dengan menyediakan retooling yang mereka
butuhkan untuk mengambil karir baru.
Berlawanan dengan klaim dari beberapa kritikus saya
dan beberapa halaman editorial, Saya seorang beriman bersemangat di pasar
bebas.
Fokus hidup Anda yang hanya pada membuat uang
menunjukkan kemiskinan ambisi tertentu. Ini meminta terlalu sedikit dari diri
sendiri. Karena itu hanya ketika halangan gerobak Anda untuk sesuatu yang lebih
besar dari diri Anda bahwa Anda menyadari potensi sejati Anda.
Saya tidak menentang semua perang. Apa yang saya
tentang adalah perang bodoh. Apa yang saya tentang adalah perang ruam.
Saya pikir ketika Anda menyebarkan kekayaan sekitar
itu baik untuk semua orang.
Aku punya dua putri. 9 tahun dan 6 tahun. Saya akan
mengajar mereka pertama-tama tentang nilai-nilai dan moral.
Tetapi jika mereka
melakukan kesalahan, saya tidak ingin mereka dihukum oleh seorang bayi.
Jika Anda berjalan di jalan yang benar dan Anda
bersedia untuk terus berjalan, akhirnya Anda akan membuat kemajuan.